Kamis, 19 April 2012

hujan bulan juni


tak ada yg lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yg lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yg ragu-ragu di jalan itu

tak ada yg lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

(Sapardi Djoko Damono )

*****


mengapa tak sekalian kau kuliti aku,,,? ceritakan saja pada smua orang tentang kesedihanku kemarin,,, tentang kegelisahanku dua hari lalu,,, tentang kemarahanku seminggu yg lalu,,,  tentang keterkejutanku tiga tahun yg lalu,,, smuanya,,,,, pinggan yg kau lukis itu,,, masih ingat,,,? sudah gompil-gompil & retak-retak,,, herannya aku, karna sampai hari ini blm pecah berantakan,,,

ayolah,,, katakan saja pada stiap pendengar setiamu tentang airmataku yg tak pernah lagi jatuh,,, ttg hatiku yg slalu gelisah krn terombang-ambing antara ingin merangkai kata & membahagiakan hatimu,,, tentang kemarahanku krn tak mampu bahkan utk sekedar menipu hati sendiri,,,

siapa,,, siapakah kau,,,,,??
berjanjilah padaku bahwa kisah ini blm selesai,,,, mungkin catatanku nanti sudah sepanjang yg kau bayangkan,,, mungkin mataku nanti secemerlang yg kau gambarkan,,, mungkin,,,,,
tolong, berjanjilah seandainya pun aku jauh dari yg kau bayangkan & gambarkan, teruslah bercerita,,, sampaikanlah kisahmu,,, atau kabarkan sajalah hatimu sendiri,,,


"Maaf....." satu kata yg hanya tak sempat aku ucapkan.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar