Sabtu, 05 Mei 2012

Akan kemanakah The Doctor pergi


Satu tahun lebih Valentino Rossi bergabung bersama pasukan merah Ducati, namun belum menunjukan hasil yang diharapkan. Padahal Awal-awal Rossi bergabung dengan Ducati digadang-gadang bakal menjadi tim ideal yang akan bersinar bagi masa depan The Doctor. Kenyataan pahit tersebut harus diterima oleh Vale setelah dalam 2 seri beruntun kemarin di Losail dan jerez belum menunjukan performa yang diinginkan, lihat saja di seri yang jerez kemarin Vale hanya mampu finish diurutan ke 9 dan kualifikasi diurutan ke 13 dengan terpaut lebih dari 2 detik per lap bisa dibayangkan berapa meter jauhnya dengan pembalap depannya munkin kayak bajaj berhadapan dengan ninja 250.(ngerii...)

Rossi babak belur , pontang-panting (kaki dikepala, kepala dikaki....gak sampe gitu deng) mengendalikan mesin desmosedicinya,  dari seri GP 10 di Valencia 2010, GP11, GP11.1, GP11 evo, sampai GP12. Berbagai macam usaha udah dilakukan Rossi untuk bisa mengendalikan Desmosedici, mulai dari adaptasi kecil sampai sedikit mengubah gaya balapnya, begitu pula dengan pihak Ducati, mereka sudah mengeluarkan berbagai macam cara agar motor bisa sesuai dengan apa yang diinginkan rossi dari mengubah rangka dan sassis dan berbagai modifikasi lainnya namun belum juga menunjukan hasil yang memuaskan.













lihat bagaiman perbedaan ketika Rossi menggunakan honda , yamaha , dan Ducati saat menikung, rosii sampe gak duduk dijok ducati lagi, lesehan di aspal kali !!


Puncaknya adalah ketika Rossi sudah blak-blakan mengungkapkan kekecewaanya terhadap Ducati, bahkan Rossi mengungkapkan bahwa Ducati bukanlah motor yang diinginkannya Rossi bahkan sempat berpikir untuk menyerah saja dari balapan. “I even thought about pulling into the pits and finishing my race there, but I kept going only out of respect for my team members, and to collect useful data.”(gpone.com). Rossi bertahan dari balapan demi respeknya pada tim dan untuk mengumpulkan data yang berguna bagi GP12.
"Ducati didn’t follow the direction that I indicated, but I’m not an engineer and I can’t solve every problem.” Ducati gak mengikuti apa petunjuk yang aku berikan, tapi aku bukan mekanik dan aku gak bisa memecahkan semua masalah


“I’m not able to ride the bike as I like.  I’m faster on used tires than on new.  The rear is pushing a lot, and things only improve slightly when the tires start to slide.  I have no confidence, and I can’t even get ahead of Hayden, who gave everything he had to finish 28 seconds behind the leader.”
“The problems with the bike haven’t changed, and neither have my requests.  It’s unrideable, and it doesn’t make much difference what track we are on. I’m not able to enter the corners hard on the brakes, and we can’t hope the situation will change completely with the new Bridgestone tires.  These aren’t problems you can solve with setup alone.”

Hmmm…Rossi masih gak bisa mengendalikan motor sesuai dengan keinginannya, ban belakang yang terlalu banyak bergerak, gak punya kepercayaan diri dalam mengendalikan motor dan bahkan gak bisa mengimbangi Hayden (cape deh..). Menurut Rossi, permasalahan motor gak berubah, begitu juga dengan permintaannya untuk memperbaiki motor. GP12 masih gak bisa dikendarai, pada sirkuit apapun. Dia gak bisa memasuki tikungan dengan breaking yang kuat dan itu gak bisa diobati hanya dengan spek ban Bridgestone yang baru. Semua masalah yang diderita GP12 gak bisa diselesaikan hanya dengan setup motor aja! musti bawa kedukun beranak kali biar ngacir larinya....?

munculnya kekecewaan rossi atas performa GP12, bermunculan gosip dan kabar bisik-bisik yang sayangnya gak disiarkan diinsert ataupun tayangan Silet, bahwa The Doctor akan bercerai dengan pasukan merah Ducati ,Ada yang mengaitkannya dengan kembali ke Yamaha, punya tim privat dengan senjata M1 dan Coca Cola, pindah ke pelukan Honda Gresini, sampai skenario apakah Rossi masih diterima oleh Honda. Bahkan bro, FYI aja, sebelum GP Qatar dimulai udah ada spekulasi kalau Rossi bisa memutus kontrak dari Ducati sebelum musim 2012 Namun rumor tersebut dibantah Rossi, dia ngomong kalau dia masih pengen bareng Ducati. Pengakuan itu tentu aja masih bikin ragu media dan publik yang mendengarnya.

Sebelum Rossi memutuskan untuk hengkang dari Ducati, maka tidak ada salahnya kita buat beberapa asumsi kalo seandainya rossi akan bercerai dengan ducati.

1. Balik lagi gabung dengan Yamaha

 Pilihan pindah ke Yamaha merupakan pilihan yang terburuk dari yang baik. Lha mangsudnya apa brooo…. Gini, Yamaha udah punya jagoan sendiri,  Lorenzo dan ben spies (plus Marquez di masa depan). Kalau sampai Rossi mendapatkan M1, dia bisa merusak semua usaha Lorenzo  untuk mendapatkan poin penuh! Ingat, walaupun Rossi (mungkin) gak bisa menang semudah dulu, dia gak mau menyerah begitu saja dari Lorenzo . Lalu bagaimana dengan tim satelit bersenjatakan  M1. Sama saja bro! Kita gak pernah tahu bentuk perjanjian apa yang dilakukan antara tim satelit dan pabrikan penyedia motor! Dan daya tawar terbesar ada di pabrikan, apalagi kemampuan motor tim sateelit yang dinomor duakan daripada tim pabrikan.Sekali pembalap udah pernah merasakan jadi pembalap di tim pabrikan, balapan di tim privat seperti langkah mundur… Tim pabrikan punya sumber daya yang gak pernah bisa disamai oleh tim privat, baik dari segi riset ataupun pengembangan!(kata Agostini yang udah kaga ikut balapan lagi karna udah uzur) So, kalau Rossi pindah ke tim satelit, walaupun itu menggunakan senjata M1 , akan sangat sulit bersaing memperebutkan podium pertama…hmmmm…..pilihan yang buruk untuk mengakhiri karier balap.

2. Pindah ke Honda

Waduh kayaknya berat banget nih karena dari awal perpindahan Rossi ke tim Yamaha adalah karena berseteru antara Honda dengan Vale , honda yang waktu itu angkuh dengan pendapatnya dapat dipatahkan oleh Vale selama beberapa tahun berturut-turut, kayaknya kalo musti balik kehonda adalah pilihan yang buruk yang bakal merusak reputasi The Doctor.

3.Pindah ke Tim CRT

yang menjadi masalah adalah adaptasi dengan motor yang belum tentu cepat secepat dia semasa muda dulu, Kenapa sih Rossi kesulitan dengan Desmosedici? Karena dia berkembang dengan gaya balap yang benar-benar beda dengan karakter Desmosedici…. Ambil aja Yamaha, dia 7 tahun mengembangkan gaya balap yang cocok dengan M1 yang jinak dan halus. Dua tahun ini dia habis-habisan menyesuaikan diri dengan Desmosedici…, sejauh ane pernah nonton MotoGP, seumur-umur Rossi gak pernah naik M1 sampai badannya turun di tikungan! So, dengan gaya balap yang halus, berubah jadi (harapannya) agresif,dan kalo pindah ke tim CRT apakah mampu beradaptasi dengan cepat padahal di Ducati aja sulitnya minta amplop.

4. Tetap Di Ducati

Jujur aja deh, usia produktif Rossi tinggal berapa tahun lagi? Satu tahun? Dua tahun? Tiga tahun? Saat itulah Rossi dan dunia harus benar-benar mengakui kenyataan kalau sang legenda hidup harus menyerah dengan yang namanya usia. Lha, emang siapa yang bisa melawan alam, melawan kekuatan fisik yang menurun bareng usia yang bertambah? So, dengan kondisi seperti itu, lebih baik memikirkan bagaimana mengakhiri karier dengan cara yang terbaik! Dengan cara yang terbaik? Yup…. Rossi dan Burgess punya reputasi sebagai pembalap dan mekanik peramu motor yang pada akhirnya jadi motor andalan perebutan podium dan juara dunia. Saat ini reputasi tersebut masih dipertaruhkan! So, kalau Rossi pindah dari Ducati, predikat yang dia dan Burgess sandang akan tercoreng.
 lebih memilih habis-habisan mengembangkan motor dan mempertahankan predikat yang pernah diberikan. Tapi, jauh dari podium adalah ada harga mahal yang harus dibayar!
So, kalau saja Rossi bertahan di Ducati dan tetap konsisten mengembangkan Desmosedici….dan (semoga) berhasil, reputasi Rossi sebagai pengembang motor masih terjaga. Walaupun selama itu podium jauh darinya, ane yakin media dan penikmat balap (yang objektif) pasti angkat topi dengan prestasi itu

5. Gantung kunci
Mengakhiri karier balap secepatnya kayaknya bukan hal yang bijak untuk saat ini ,apalagi motogp identik dengan Vale ,dialah yang membuat panggung balap motogp terkenal dan diminati oleh berbagai kalangan , kalo gak ada rossi mungkin balap motogp akan gak jauh beda ama nonton ojeg muter-muter keliling sirkuit . Gak ada entertain nya.Tapi Gimanapun Rossi adalah seorang pembalap dengan 9 juara dunia dan ratusan kemenangan. Gak butuh seorang fans berat Rossi untuk mengakui kalau Rossi punya kemampuan dan prestasi yang lebih dibandingkan pembalap lain. Apa yang telah didapat Rossi adalah data yang objektif. Memang, saat ini pembalap muda sudah jadi singa yang siap bertarung dengan Rossi. Mau gak mau harus diakui bahwa Rossi sekarang bertarung dengan para pembalap yang dulu mengidolakannya. Rossi bertarung dengan para pembalap yang bahkan menjadikan dirinya sebagai benchmark dan motivasi untuk meraih prestasi tertinggi!
 … Yup, menurutku pilihan bertahan ataupun pindah,ato gantung kunci bukan hanya masalah kemenangan jangka pendek yang bisa diraih, tetapi bagaimana mengakhiri karier balap dengan manis….

GO!!!!! The Doctor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar